Cara Mengenali Limbah Besi Kategori Barang Berbahaya dan Beracun (B3)

Limbah besi atau limbah logam menjadi salah satu jenis limbah yang jumlahnya cukup besar di Indonesia. Bukan tanpa alasan, penggunaan besi memang sangat banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.  Mulai dari perabotan rumah tangga, alat-alat elektronik, hingga konstruksi bangunan menggunakan besi sebagai materialnya.

Apa Itu Limbah Besi?

Tidak bisa dipungkiri jika aktivitas manusia sehari-hari banyak menghasilkan sampah. Banyak sekali jenis limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Ada limbah yang berwujud cair, limbah organik, limbah anorganik dan juga limbah B3. Nah, besi termasuk limbah apa?

Limbah besi adalah jenis sampah yang terbuat dari beragam bahan logam. Sampah ini dihasilkan dari berbagai sumber. Berikut ini tiga sumber limbah besi berasal:

  • Kegiatan industri
  • Besi bekas kerangka bangunan
  • Alat-alat elektronik yang rusak.

Besi juga merupakan jenis limbah padat anorganik. Artinya, ini merupakan jenis limbah yang tidak dapat terurai atau busuk. Oleh sebab itu, limbah besi membutuhkan penanganan khusus dan perlu dikelola terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mengendalikan agar limbah tersebut tidak terlalu banyak sehingga berpotensi mencemari lingkungan.

Cara Mengenali Limbah Besi B3

Permasalahan sampah tidak bisa dianggap remeh, terutama bila sampah tersebut mengandung unsur tertentu yang berbahaya bagi lingkungan sekitar. Seperti diantaranya bersifat korosif, mengandung racun, reaktif dan lain sebagainya.

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai limbah besi. Terlebih dahulu kita akan mengulas  informasi tentang limbah B3. Limbah B3 adalah merupakan jenis limbah yang berbahaya. Disebut sebagai sampah berbahaya karena limbah B3 memiliki sifat toksik yang berdampak buruk bagi lingkungan.

Beberapa kriteria mengenai limbah B3 adalah sebagai berikut:

  1. Bersifat Korosif

Salah satu karakteristik dari limbah B3 adah bersifat korosif. Sampah yang bersifat korosif memiliki ciri khas yakni dapat membuat kulit menjadi iritasi. Hal ini dikarenakan sampah tersebut memiliki kandungan pH yang bersifat asam atau basa. Sehingga dapat bereaksi pada kulit serta menyebabkan gatal-gatal, iritasi dan lain sebagainya.

Sampah-sampah yang memiliki sifat korosif bisa ditemukan dengan mudah disekitar kita. Misalnya barang-barang yang mengandung karat, sisa asam sulfat pada baja, serta sisa pembersih sodium hiroksida yang bisanya terdapat pada logam.

  1. Beracun

Limbah yang memiliki kandungan zat-zat kimia yang bersifat toksik bagi lingkungan juga termasuk sebagai jenis limbah B3. Limbah beracun tidak hanya berbahaya bagi kelestarian lingkungan saja, tetapi juga dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi makhluk hidup yang terpapar.

Apabila manusia atau hewan terkena limbah beracun, maka akan memberikan beberapa efek samping. Seperti menyebabkan sakit, keracunan atau bahkan kematian. Efek racun ini dapat disalurkan melalui beberapa cara, antara lain melalui kulit, mulut atau bahkan organ pernapasan.

  1. Infeksius

Infeksius merupakan sebuah reaksi yang terdapat pada jenis limbah B3 yang dapat menyebabkan infeksi. Limbah B3 jenis tersebut umumnya dihasilkan dari sampah yang berasal dari kegiatan medis atau fasilitas kesehatan.

Limbah-limbah yang termasuk ke dalam jenis sampah infeksius diantaranya adalah jarum suntik. Jarum suntik yang dipakai bersamaan dapat menyebabkan orang lain terinfeksi oleh virus. Misalnya jarum suntik yang sudah digunakan oleh penderita HIV, maka dapat menginfeksi orang lain yang menggunakannya juga.

  1. Reaktif

Limbah B3 juga ada yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang cenderung tidak stabil atau mudah bereaksi. Sampah yang bersifat reaktif akan memiliki reaksi tertentu apabila tidak dalam kondisi normal. Berikut ini tiga reaksi yang mungkin ditimbulkan:

  • Menyebabkan ledakan
  • Mengeluarkan asap
  • Mudah bereaksi bila berdekatan dengan elemen-elemen tertentu

Sampah-sampah yang bersifat reaktif bisa ditemukan disekitar kita. Salah satunya adalah golongan logam seperti litium dan natrium yang dapat memicu munculnya gas hidrogen yang mudah terbakar.

  1. Mudah Terbakar

Salah satu karakteristik sampah yang termasuk dalam kategori B3 adalah jenis limbah yang mudah terbakar. Jadi sampah tersebut sangat mudah bereaksi ketika mengalami kontak dengan udara, api, ataupun bahan yang lainnya. Meskipun dalam suhu bertekanan rendah, tapi sampah tersebut sangat mudah terbakar. Maka itu masuk ke dalam kategori limbah B3.

Itulah tadi beberapa karakteristik limbah B3. Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa limbah B3 merupakan jenis limbah yang dari bahan, sifat dan konsentrasinya dapat membahayakan lingkungan dan juga makhluk hidup di sekitarnya.

Dampak Berbahaya dari Limbah Besi B3

Dampak yang ditimbulkan oleh sampah B3 dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kandungan berbahaya yang terdapat didalam sampah ini perlu mendapatkan perhatian khusus.  Limbah juga perlu diolah dan dikelola terlebih dahulu sebelum dilepas ke alam. Tujuannya adalah agar kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya dapat dinetralisir atau minimal dikurangi dampaknya.

Nah, setelah melihat uraian di atas apakah Anda sudah dapat menyimpulkan besi termasuk limbah apa? Secara umum, besi atau baja tidak termasuk limbah B3. Namun meskipun dikategorikan sebagai limbah non B3. Berdasarkan proses pembuatannya, besi dan baja tetap bisa terkontaminasi dan bahan-bahan yang mengandung B3.

Seperti penggunaan asam sulfat pada baja, serta sisa pembersih sodium hiroksida pada logam. Dapat membuat besi terkontaminasi oleh bahan-bahan yang mengandung B3. Sehingga benda tersebut dianggap cukup berbahaya dan perlu mendapatkan perhatian khusus.

Selain itu, limbah besi scrap atau besi yang telah tua juga dideteksi mengandung karat dan juga zat-zat yang bersifat korosif. Berbagai reaksi seperti alergi, gatal-gatal hingga kerusakan lingkungan dan juga penyakit berbahaya dapat ditimbulkan akibat limbah besi ini.

Solusi Bijak Menangani Limbah Besi B3

Karena termasuk dalam kategori limbah anorganik, besi bekas perlu diolah terlebih dahulu. Salah satunya adalah dengan cara didaur ulang atau recycle. Daur ulang besi bekas tidak hanya bertujuan untuk mengurangi sampah besi, tetapi juga memanfaatkan barang bekas menjadi barang baru yang lebih fungsional.

Jadi, proses produksi tidak hanya tercukupi oleh bahan baku biji besi yang diambil dari alam saja. Tetapi juga terbantu dengan besi daur ulang yang diperoleh dari sampah bekas yang sudah tidak terpakai. Jadi, sangat menguntungkan bukan? Namun dengan catatan limbah yang digunakan bukan termasuk kategori limbah B3, ya?

Anda perlu lebih bijak mengolah limbah B3 berbahaya ini. Jika tidak mampu mengolah atau menanganinya sendiri, tentu lebih aman jika mempercayakan pada ahlinya. Wasteship Sinar Hidayah Putra adalah perusahaan yang tepat dan dapat diandalkan untuk kebutuhan tersebut.

Tidak hanya melayani jasa pengelolaan limbah besi saja. Perusahaan juga melayani jasa pengelolaan limbah industri, limbah rumah tangga dan juga limbah B3. Jadi, untuk semua kebutuhan terkait pengelolaan sampah, percayakan saja kepada Wasteship Sinar Hidayah Putra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Hallo, ada yang bisa saya bantu