Stop Konsumsi Kemasan Plastik Sekali Pakai; Alasan Pentingnya Diet Plastik

Penggunaan kemasan plastik sekali pakai mungkin sudah tidak asing lagi ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai produk seperti makanan dan minuman siap saji, snack kemasan, minuman dalam botol, hingga produk-produk kosmetik dan obat-obatan. Pada umumnya menggunakan kemasan berbahan plastik.

Selain karena harganya yang murah, plastik juga mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan sehingga sangat fleksibel. Itu juga yang mengakibatkan banyak produsen memilih untuk menggunakan material ini sebagai wadah kemasan.

Namun, dengan semakin tingginya konsumsi plastik ditengah kehidupan manusia modern seperti sekarang ini. Sepertinya kita tidak boleh abai dengan dampak buruk yang ditimbulkan oleh benda tersebut.

Pentingnya Diet Plastik Mulai Sekarang

Kemasan plastik sekali pakai biasanya akan langsung dibuang begitu saja dan berakhir menjadi sampah. Nah limbah berbahan plastik yang terus menerus bertambah dari waktu ke waktu tentunya tidak boleh dipandang sebelah mata. Apalagi mengingat plastik ini memang merupakan jenis limbah anorganik yang tidak mudah terurai.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa plastik membutuhkan waktu hingga ribuan tahun untuk dapat terurai dengan sempurna. Oleh sebab itu, usaha membatasi penggunaan sampah plastik adalah langkah yang tepat. Jika Anda ingin  menjaga kelestarian lingkungan serta keseimbangan ekosistem didalamnya.

Namun, sebenarnya seberapa buruk dampak sampah plastik bagi lingkungan dan mengapa kita perlu meninggalkannya?

  1. Sampah Plastik Terbuat Dari Fosil dan Mengandung Zat Karbon

Tahukah Anda jika plastik terbuat dari fosil sebagai bahan bakunya? Menurut penelitian, plastik ini merupakan benda yang terbuat dari bahan fosil yang merupakan efek samping dari penyulingan minyak bumi.

Selain itu, plastik juga disebut-sebut menghasilkan zat karbon yang sangat besar. Pada satu buah botol plastik misalnya. Mengandung setidaknya 0,53 liter jejak karbon, dimana jumlah ini setara dan 82,8 gram karbondioksida.

  1. Tidak Dapat Terurai Hingga Ribuan Tahun

Seperti yang telah disebutkan di atas, plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat terurai. Contoh plastik sekali pakai seperti kantong kresek ataupun botol kemasan minuman. Mereka membutuhkan waktu dari 10 hingga 1000 tahun untuk dapat terurai. Bagaimana, sangat lama bukan?

Selain itu, plastik yang dibuang sembarangan dan didiamkan begitu saja akan beraksi dengan berbagai senyawa kimia. Ini nantinya akan menghasilkan zat toxic yang dapat menimbulkan pencemaran pada air dan tanah.

  1. Mencemari Makanan dan Minuman

Sudah bukan hal asing lagi jika sebagian besar wadah makanan yang kita temukan terbuat dari bahan plastik. Namun tahukah Anda, bahwa penggunaan plastik sebagai kemasan produk makanan ini tidak sepenuhnya aman dan higienis?

Beberapa bahan kimiawi yang bersifat bioaktif seperti BPA dan phthalate dapat mengkontaminasi wadah plastik yang digunakan untuk kemasan. Apabila zat-zat bioaktif ini terkontaminasi dengan manusia, maka hal tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

  1. Hanya Sebagian Kecil yang Dapat Didaur Ulang

Reduce dan recycle merupakan usaha yang sering dilakukan untuk menangani sampah plastik. Jika reduce adalah menggunakan kembali barang-barang berbahan plastik, maka recycle adalah proses daur ulang. Dimana plastik bekas ini nantinya akan diolah kembali dan digunakan untuk bahan baku untuk membuat produk lain.

Meskipun dapat disiasati dengan metode daur ulang. Namun penelitian menyebutkan jika limbah plastik yang dijadikan sebagai bahan daur ulang hanya sebagian kecil saja. Sedangkan selebihnya, plastik lebih banyak di bakar atau dibuang begitu saja ke alam.

Sampah plastik yang dibuang sembarangan inilah yang nantinya akan berpotensi mencemari lingkungan. Di Indonesia sendiri, tidak terhitung berapa banyak kasus pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah plastik.

Tidak hanya di daratan saja, pencemaran lautan akibat limbah plastik juga sudah sangat memprihatinkan. Dampaknya, tidak hanya membuat lingkungan menjadi kumuh saja. Tetapi juga mengakibatkan rusaknya ekosistem serta keseimbangan makhluk hidup disekitarnya.

  1. Merusak Rantai Makanan

Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik juga berpotensi merusak rantai makanan. Ikan dan plankton didapati sering memakan bahan-bahan mikroplastik. Ikan-ikan serta makanan laut yang tidak sengaja mengonsumsi plastik inipun dapat mengakibatkan dampak buruk.

Salah satunya adalah merusak rantai makanan. Hewan-hewan besar serta manusia yang mengonsumsi makanan laut inipun akan terkena imbasnya. Yakni akan terpapar polutan hingga mengakibatkan terjadinya berbagai gangguan kesehatan.

Contoh Usaha untuk Membatasi Penggunaan Plastik

Dengan begitu banyaknya dampak toxic yang ditimbulkan oleh sampah plastik. Sudah selayaknya kita berpikir ulang untuk mengatasi permasalahan tersebut. Mengurangi budaya konsumtif, terutama dalam hal mengurangi sampah plastik menjadi solusi yang tepat.

Bisa dibayangkan apabila penggunaan plastik, terutama jenis plastik sekali pakai ini tidak dibatasi? Tentu saja kemungkinan untuk terjadinya pertumbuhan limbah plastik secara eksponensial pun tidak dapat terhindarkan lagi. Lantas, bagaimana usaha untuk membatasi penggunaan plastik?

  1. Mendorong Produsen Untuk Menggunakan Produk Kemasan yang Mudah Didaur Ulang

Sebagai wujud dari upaya stop konsumsi kemasan plastik sekali pakai. Sasaran pertama selain intervensi pada konsumen, tentunya produsen tidak terlepas dari sasaran perubahan tersebut. Pasalnya sektor industri merupakan media terbesar yang menghasilkan produk-produk plastik sekali pakai.

Jika produsen mau melakukan inovasi dan perubahan, yakni dengan mengganti produk kemasan dari plastik sekali pakai dengan kemasan lain yang lebih ramah lingkungan. Misalnya mengganti kantong belanja dengan kertas, atau menggunakan bahan plastik yang mudah didaur ulang dan lain sebagainya. Tentunya usaha untuk mengurangi adanya sampah plastik pun menjadi lebih efektif dan efisien.

  1. Mendukung Pemanfaatan dan Pemakaian Kembali Barang Layak Pakai

Menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan adalah salah satu usaha dari pengurangan limbah. Komitmen untuk mendukung pemanfaatan dan pemakaian kembali barang-barang berbahan plastik perlu ditanamkan baik pada konsumen maupun produsen.

Sekarang ini, ada plastik yang didesain menggunakan material daur ulang. Jadi, akan sangat memungkinkan bagi bahan plastik ini untuk digunakan secara berulang atau lebih dari satu kali. Hal ini tentunya sangat efektif untuk mengurangi jumlah pemakaian plastik.

  1. Mendukung Upaya Mengurangi Pemakaian Plastik

Terakhir, wujud kepedulian terhadap lingkungan juga perlu dimulai sejak dini dan dari diri sendiri. Diet plastik dapat dimulai dari penerapan langkah-langkah sederhana.

Misalnya dengan mengurangi pembelian produk-produk makanan yang menggunakan kemasan plastik sekali pakai, mengganti kantong belanja dari plastik dengan kantong kain, mengurangi pemakaian sedotan plastik, dan lain sebagainya.

Langkah-langkah ini sebenarnya sederhana, namun akan memberikan dampak yang sangat besar bagi lingkungan. Selanjutnya, limbah plastik yang mau tidak mau tetap dihasilkan di rumah sebaiknya juga mendapat pengelolaan yang tepat.

Jika melakukan pengelolaan sampah secara mandiri untuk limbah jenis plastik, tentunya akan kurang maksimal. Oleh karenanya, dibutuhkan peran dari profesional yang dapat mengolah limbah tersebut agar ditangani dengan benar sesuai prosedur.

Wasteship merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah sampah. Untuk kebutuhan tersebut, jasa wasteship dari PT Sinar Hidayah Putra adalah pilihan tepat. Perusahaan kami melayani jasa pengelolaan berbagai jenis limbah. Mulai dari limbah plastik sehari – hari hingga limbah medis maupun jenis B3 berbahaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Hallo, ada yang bisa saya bantu