Ini dia, Lima Sistem Pengelolaan Air Limbah Industri Yang Benar

Limbah dihasilkan dari kegiatan industri. Limbah ini sangat banyak jenis dan macamnya, salah satunya adalah limbah industri yang berwujud cair. Seperti namanya, limbah cair merupakan sampah yang berupa cairan. Limbah jenis tersebut biasanya dihasilkan oleh industri yang menggunakan air dalam prosesnya. Seperti contohnya adalah industri tekstil.

Tidak hanya menghasilkan limbah industri padat seperti potongan kain perca, potongan benang dan lain sebagainya. Pabrik tekstil juga menghasilkan limbah yang berwujud cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tekstil biasanya dihasilkan pada proses pewarnaan, pencetakan serta proses penyempurnaan.

Karena mengandung bahan-bahan kimia dan pewarna sintetis, limbah cair ini mempunyai andil yang cukup besar dalam pencemaran lingkungan. Apalagi apabila pembuangannya tidak dilakukan dengan baik dan benar, tentunya resiko berbahaya yang ditimbulkan oleh limbah tersebut semakin besar.

Dalam berbagai kasus, banyak orang yang membuang limbah cair ke sungai atau laut lepas. Ini tentu menjadi alternatif yang kurang bijaksana, karena hal tersebut malah akan semakin menimbulkan dampak yang berbahaya. Pencemaran air serta rusaknya biota laut menjadi contoh kecil dampak buruk dari pembuangan limbah cair yang tidak bijak.

Selain itu apabila limbah mengontaminasi air yang diminum oleh manusia ataupun hewan. Maka akan menimbulkan berbagai reaksi negatif berikut ini:

  • Keracunan
  • Munculnya berbagai macam penyakit
  • Merusak organ tubuh bahkan menyebabkan kematian.

Bagaimana cara menangani limbah industri tersebut? Adakah cara yang dapat digunakan untuk menetralisir limbah cair? Simak tips mengenai sistem pengolahannya berikut ini:

  1. Sistem Lumpur Aktif

Tips mengolah limbah cair yang pertama adalah menggunakan sistem lumpur aktif. Sistem pengolahan limbah tersebut terdiri dari 2 proses utama yaitu menggunakan bioreaktor dan tangki sedimentasi. Berikut ini tahapan dari proses pengolahan limbah cair dengan sistem lumpur aktif :

  • Pertama-tama limbah cair dicampurkan dalam satu reactor
  • Kemudian lakukan aerasi dengan tujuan untuk melakukan pengadukan dalam suspensi.
  • Setelah dilakukan pengadukan, air akan dialirkan ke tangki sedimentasi.
  • Di dalam tangki ini kemudian akan terjadi proses pemisahan antara biomasa dengan air yang telah diolah.

Proses tersebut bertujuan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti karbon, fosfor, nitrogen dan lain sebagainya dari air limbah. Sehingga air menjadi netral dari kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya menjadi berkurang.

  1. Sistem Trackling Filter

Sistem trackling filter adalah cara pengolahan limbah cair yang selanjutnya. Metode pengolahan limbah ini menggunakan media padat sebagai bahan untuk menyaring limbah. Jadi, limbah cair nantinya akan disebarkan pada tumpukan media padat yang berfungsi sebagai alat filter. Lengan distributor kemudian akan berputar dan air bisa menetes ke bawah melalui lapisan.

Limbah cair yang dituangkan kemudian akan terabsorbsi oleh mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan filter. Ketika sudah memiliki ketebalan tertentu, lapisan biomassa akan terbawa oleh air menuju ke bawah menuju tangki sedimentasi. Pada tangki ini air dan biomassa akan terpisah dan air dapat langsung dilepas ke alam.

  1. Sistem RBC (Rotating Biocal Contactor)

Pengolahan limbah dengan Sistem RBC (Rotating Biocal Contactor) dilakukan dengan cara memasang deretan cakram yang dipasang pada as. Cakram  pada as ini dipasang dengan posisi horizontal dan diberi jarak masing-masing 4 cm. Pada prosesnya, sebagian cakram dimasukkan ke dalam limbah cair dan sebagiannya lagi dibiarkan untuk berkontak dengan udara terbuka.

Selanjutnya, cakram tersebut akan diputar. Yang mana permukaan cakram akan bergantian melakukan kontak dengan limbah cair dan udara. Hal ini akan berakibat dengan tumbuhnya mikroorganisme yang timbul pada permukaan cakram.

Nah, mikroorganisme tersebut berfungsi sebagai lapisan biologis yang akan mengabsorpsi bahan organik yang terdapat pada limbah industri. Proses ini mengurangi kandungan berbahaya pada limbah dan bisa dilepas ke alam dengan aman.

  1. Sistem Kolam Oksidasi

Anda mencari cara pengolahan limbah cair yang sederhana dan tidak membutuhkan banyak peralatan mekanik? Pengolahan limbah cair dengan sistem kolam oksidasi adalah pilihan yang tepat. Pengelolaan limbah cair dengan sistem kolam oksidasi pada umumnya memanfaatkan unsur-unsur alami dari alam. Seperti memanfaatkan sinar matahari, ganggang, bakteri dan juga oksigen dalam prosesnya.

Pengolahan limbah cair dengan metode ini sangat sederhana, karena tidak membutuhkan banyak peralatan. Anda hanya cukup menyiapkan kolam besar dengan kedalaman 1-2 meter saja. Kolam tidak membutuhkan perlengkapan apapun, bahkan Anda tidak perlu memberikan alas atau bahan pelapis untuk kolam tersebut.

Selanjutnya, limbah cair dapat dialirkan ke dalam kolam. Lalu biarkan sinar matahari, ganggang, bakteri serta oksigen yang membantu pembersihan limbah cair didalamnya. Cara kerjanya sebenarnya sederhana, yaitu dengan memanfaatkan organisme autotrof. Yang mana bakteri ini berfungsi untuk mengambil alih bahan anorganik melalui proses fotosintesis.

Air limbah yang dibiarkan lama juga akan mengendap sehingga mengurangi nilai BOD dari limbah tersebut dan airnya cukup aman untuk dibuang ke alam. Meskipun sederhana dan tidak membutuhkan biaya besar, namun metode pengelolaan limbah dengan metode tersebut memerlukan waktu yang cukup lama sehingga dianggap kurang efisien.

  1. Sistem SBR (Squencing Batch Reactor)

Cara mengolah limbah industri cair yang terakhir adalah pengolahan dengan sistem SBR (Squencing Batch Reactor). Dimana sistem ini merupakan pembersihan limbah cair yang dioperasikan dengan cara batch (curah). Pengolahan limbah dengan sistem ini hampir sama dengan metode lumpur aktif.

Namun bedanya, apabila pengolahan limbah cair metode lumpur aktif proses aerasi dan sedimentasi berlangsung dalam dua buah tangki yang berbeda. Maka sistem SBR menggunakan satu tangki yang sama. Proses SBR memerlukan satu buah tabung panjang yang dibuat secara bertingkat. Pada tabung inilah beberapa tahapan di bawah ini dilakukan:

  • Tahap aerasi
  • Tahap pengendapan
  • Tahap pembuangan
  • Idle terjadi

Proses di atas bertujuan untuk memisahkan biomassa serta mengeliminasi zat-zat berbahaya seperti fosfor, karbon, dan juga nitrogen dari air limbah. Proses pengolahan limbah dengan sistem SBR sebenarnya praktis dan tidak membutuhkan banyak peralatan. Namun, proses tersebut juga memiliki kelemahan. Yaitu karena hanya dapat menampung limbah dengan jumlah yang terbatas serta tidak dapat berlangsung secara berkesinambungan.

Solusi Praktis Mengolah Limbah Cair Industri

Nah, itulah tadi beberapa cara pengelolaan limbah industri cair yang dapat diadaptasi. Melihat uraian proses dan prosedur pengolahan limbah diatas, mungkin banyak orang yang tidak memiliki banyak waktu untuk melakukannya. Pengolahan limbah industri tidak hanya dapat dilakukan secara mandiri, tetapi juga bisa menggunakan bantuan dari pihak ketiga.

Salah satunya adalah dengan menggunakan jasa dari perusahaan yang khusus menangani permasalahan tersebut. Nah, Wasteship Sinar Hidayah Putra menjadi solusi yang tepat untuk kebutuhan Anda. Dengan jasa profesional, pengolahan limbah tidak hanya ditangani dengan baik dan benar. Tetapi juga sesuai dengan standar keamanan dan prosedur yang benar.

Masalah pengelolaan limbah memang masih menjadi permasalahan yang pelik dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Bijak mengelola limbah sudah seyogyanya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dengan bijak mengelola limbah, mewujudkan lingkungan yang nyaman dan lestari bukan lagi sekedar mimpi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Hallo, ada yang bisa saya bantu